Karto kesengsem berat sama Jumiyati, tetangga baru
yang tinggal di rumah 3 lantai. Dan dari gayanya si
Jumiyati, kayaknya dia juga suka ama Karto. Tapi
sayang Jumiyati sudah punya suami.
Ketika suatu hari lakinya si Jumiyati pergi, kedua
sejoli itu langsung nggak melewatkan kesempatan
itu. Tapi Karto tak mau bertempur tanpa persiapan
dulu.
Sebelum ke rumah Jumiyati dipanggilnya kedua
sobatnya, Joko dan Bakri. Mereka disuruh mencari
sarung. Nanti sewaktu Karto sedang asyik masyuk
dengan Jumiyati di kamar yang terletak di lantai 3,
mereka berdua harus siap-siap dengan sarung itu di
bawah jendela.
Siapa tahu lakinya Jumiyati mendadak datang, Karto
bisa langsung loncat lewat jendela dan mereka
tampung pake sarung di bawah.
Beres, Karto langsung masuk rumah Jumiyati dan
mereka naik ke kamar di lantai 3.
Eh lagi asik-asiknya bermesraan mendadak bel di
pintu depan berbunyi. Jumiyati pun langsung
berbenah diri secepat mungkin sementara Karto
langsung loncat dari jendela.
Jumiyati turun dan membuka pintu depan. Ternyata
bukan suaminya, tapi 2 orang pria yang berdiri
dengan sikap canggung.
“Mpok Jumiyati ya”, kata salah satu pria itu.
“Iya, ada apa nih?”
“Begini Mpok. Tolong bilangin sama bang Karto,
sarungnya belum ketemu……”
yang tinggal di rumah 3 lantai. Dan dari gayanya si
Jumiyati, kayaknya dia juga suka ama Karto. Tapi
sayang Jumiyati sudah punya suami.
Ketika suatu hari lakinya si Jumiyati pergi, kedua
sejoli itu langsung nggak melewatkan kesempatan
itu. Tapi Karto tak mau bertempur tanpa persiapan
dulu.
Sebelum ke rumah Jumiyati dipanggilnya kedua
sobatnya, Joko dan Bakri. Mereka disuruh mencari
sarung. Nanti sewaktu Karto sedang asyik masyuk
dengan Jumiyati di kamar yang terletak di lantai 3,
mereka berdua harus siap-siap dengan sarung itu di
bawah jendela.
Siapa tahu lakinya Jumiyati mendadak datang, Karto
bisa langsung loncat lewat jendela dan mereka
tampung pake sarung di bawah.
Beres, Karto langsung masuk rumah Jumiyati dan
mereka naik ke kamar di lantai 3.
Eh lagi asik-asiknya bermesraan mendadak bel di
pintu depan berbunyi. Jumiyati pun langsung
berbenah diri secepat mungkin sementara Karto
langsung loncat dari jendela.
Jumiyati turun dan membuka pintu depan. Ternyata
bukan suaminya, tapi 2 orang pria yang berdiri
dengan sikap canggung.
“Mpok Jumiyati ya”, kata salah satu pria itu.
“Iya, ada apa nih?”
“Begini Mpok. Tolong bilangin sama bang Karto,
sarungnya belum ketemu……”
0 komentar:
Posting Komentar